untuk menyeret pembantunya, lantas bersiap menimpakan siksa yang sangat pedih.
Sebelum disiksa, wanita ini ditawari kebebasan. Syaratnya, ia harus mengaku kalau raja zalim itu adalah tuhannya.
Sebelum disiksa, wanita ini ditawari kebebasan. Syaratnya, ia harus mengaku kalau raja zalim itu adalah tuhannya.
Walau demikian, keimanan sang wanita kokoh. Dia tidak bergeming. Tauhid sudah tertancap kuat di hatinya. Walau siksa harus
ditempuh.
Jadi sang putri juga membuat tempat siksa mirip sapi dari logam. Dimasukkan ke dalamnya minyak, lantas dipanasi
sampai mendidih. Ke dalamnya, dimasukkan juga seluruh keluarga wanita Mukminah ini, diawali dari anakanaknya.
Atas kekuasaan Allah Ta’ala, si anak yang baru berumur dua th. dapat bicara. Ia memberi motivasi pada ibunya
dengan berkata, “Wahai Ibuku, tabahlah. Sebenarnya siksa didunia ini lebih ringan dari pada siksa di akhirat. ”
Sebagai penutup, wanita ini dimasukkan kedalam minyak yang mendidih. Semua syahid di jalan Allah Ta’ala dalam
menjaga imannya.
Berselang ribuan th. kemudian, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diperjalankan ke langit. Isra’ Mi’raj. Saat
Mi’raj itu, beliau mencium aroma yang begitu wangi.
“Wahai Jibril, ” tanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “di mana sumber aroma wangi itu? ”
Imamnya para malaikat ini menjawab, “Wangi itu datang dari wanita penyisir rambut putri Fir’aun. ”
Wanita dalam cerita ini adalah Masyithah yang diridhai Allah Ta’ala.
Begitu agungnya wanita Mukminah ini. Begitu keteguhan imannya membuat kita iri. Walau disiksa sampai syahid karena
mengucap Bismillah (dengan menyebutkan nama Allah), aroma jasadnya mewangi sampai di cium oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam di langit dalam peristiwa Mi’raj.
Wallahu a’lam.
