Setiap orang memiliki rezeki masing-masing sesuai dengan ketetapan Allah
 sehingga kita tidak perlu iri terhadap rezeki yang didapatkan oleh 
orang lain. Semakin kita bersyukur atas nikmat Allah maka Allah akan 
memberikan rezeki yang lebih. 
Pembahasan mengenai rezeki besar ini tidak
 dapat dipisahkan dengan rezeki seret. Rezeki seret dijelaskan dalam 
sebuah riwayat yang mengatakan bahwa sesungguhnya rezeki yang terhalang 
pada seseorang dapat disebabkan karena dosa yang telah dilakukannya.
Allah SWT akan menghapuskan dosa-dosa seseorang dengan berbagai sebab 
tertentu, setelah dosa tersebut dihapuskan maka Allah akan memberikan 
ridho dan cinta pada hamba-Nya. Dari sinilah rezeki akan mulai datang 
dari arah yang tidak terduga-duga dan menjadi tanda tanda datangnya 
rezeki.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa tidak ada seorang hamba yang terkena 
rasa sakit, kepayahan atau kelelahan, terkena kesusahan atau kesedihan 
hingga duri itu menusuk pada tubuhnya kecuali jika Allah membersihkan 
dosa-dosanya.
Perbuatan menipu, memaki, memfitnah, membuat stigma negatif, mendzalimi,
 mencerca, buruk sangka, dan beberapa tuduhan jahat lain karena tidak 
dapat kalah bersaing. Ketika kita didzalimi oleh orang lain maka 
disitulah dosa-dosa kita berkurang. 
Oleh karena itu, kita harus 
berhati-hati pada orang yang telah kita dzalimi karena dosanya sangatlah
 mustajab dan jika mereka mendoakan hal-hal buruk pada diri kita maka 
Allah akan mengabulkan doanya. Untuk itu, kita harus berhati-hati dalam 
bersikap dan bertingkah laku agar tidak menyakiti orang lain.
Dalam sebuah riwayat diperintahkan bagi kita untuk takut pada doa orang 
yang terdzalimi karena tiada satu penghalang pun antara doa orang 
tersebut dengan Allah. Tidak ada balasan atau hukuman yang akan menimpa 
pada orang yang berbuat dzalim melainkan sesuai dengan apa yang 
dilakukannya menjadi penghambat datangnya rezeki.
Suatu riwayat menjelaskan mengenai pertanyaan siapakah orang yang 
bangkrut, kemudian dijawab bahwa orang yang bangkrut pada kaum kami 
adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan tidak juga mempunyai harta 
ataupun barang.
 Setelah itu, Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya 
orang yang bakrut dari umat muslim adalah mereka yang datang pada hari 
kiamat tanpa membawa pahala shalat, puasa maupun zakat. Tapi, mereka 
datang dengan membawa dosa atas kedzalimannya. Ia pernah mencela orang 
lain, menuduh tanpa adanya bukti,
 memakan harta orang lain, menumpahkan 
darah dan memukul orang itu. Untuk menebus kedzaliman yang telah 
dilakukan maka Allah akan memberikan kebaikannya pada orang yang telah 
didzalimi. Apabila kebaikan telah habis di bagikan pada orang yang 
didzaliminya sedangkan semua kedzlimannya belum ditebus maka tinggallah 
kesalahan atau kejelakan yang dimilikinya sehingga ia akan dicampakkan 
dalam neraka..
Berdasarkan penjelasan di atas, kita tahu bahwa keberkahan rezeki tidak 
akan datang pada mereka yang sering berbuat maksiat. Ketika kita masih 
memiliki dosa maka keberkahan rezeki tidak akan kita dapatkan, meskipun 
rezeki kita banyak tapi belum tentu semua itu mengandung keberkahan. 
Namun, Allah akan memberikan rezeki yang begitu luar biasa pada mereka 
yang sudah dihapuskan dosa-dosanya. 
Penghapusan dosa ini dapat 
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya menjadi korban kedzalima 
orang lain, inilah tanda tanda datangnya rejeki besar. Ketika kita 
didzalimi orang lain maka ketika perhitungan amal, amal baik orang yang 
mendzalimi kita akan diberikan pada kita sehingga amal baik kita akan 
terus bertambah, sedangkan mereka yang berbuat dzalim hanya tersisa 
keburukan saja.
