SEBAGAI Muslim, pasti kita melakukan shalat lima waktu setiap hari. 
Belum lagi shalat-shalat sunnah yang lain. Dalam shalat, kita melakukan 
duduk iftirash. 

Sebagian besar dari kita mungkin belum tahu manfaat duduk di posisi 
iftirash dalam hal kesehatan. Bila kita lihat diagram refleksi di bawah 
ini, ketika kita ada dalam posisi iftirash, kaki kanan kita akan 
mendapatkan tekanan di bagian atas kaki dan kaki kiri kita akan 
mendapatkan tekanan di bagian bawah dan tengah kaki. 
Posisi iftirash menghasilkan “tekanan refleksi” yang lengkap. Namun 
untuk mereka yang tidak meluruskan kaki kanan mereka secara vertikal, 
mereka tidak akan mendapatkan “tekanan refleksologi” untuk 
bagian-bagian spesifik dari tubuh saja (tak termasuk otak, leher,
tenggorokan, jantung, suara, s!nus, k3l3nj4r hipofisis, dan lain-lain
seperti yang ditunjukkan dalam diagram) Waktu duduk iftirasy, kita 
bertumpu pada pangkal paha yang dilewati saraf skiatik (nervus 
ischiadicus), hal ini bisa memelihara manfaat saraf skiatik. Hal ini 
bisa mencegah penyakit skiatika (ischialgia), yakni masalah di selama 
daerah yang dipersarafi saraf skiatik yang mengakibatkan nyeri dari 
punggung bagian bawah hingga kaki yang luar biasa hingga menyebabkan 
penderitanya tak mampu berjalan. 
Sedangkan duduk Tahiyat Akhir atau tawarruk yang sempurna begitu baik 
untuk pria karena bisa membantu mencegah impotensi dan menghindar 
masalah pada ur3ter, k4ndung k3m! h (v3sica ur!n4ria), vas deferens, dan
 ur3tra. Variasi posisi telapak kaki pada duduk iftirasy dan tawarruk 
mengakibatkan semua otot tungkai berkontraksi dan berelaksasi secara 
bergantian gerakan. Gerakan yang harmonis dan teratur berikut yang 
menjaga kelenturan dan kekuatan organ kaki kita. 
“Aku melihat Nabi Muhammad SAW, ketika ia duduk sepanjang rakaat (untuk 
membaca tahiyyat), duduk di kaki kirinya dan menginjakkan kaki kanannya 
lurus ke atas (posisi iftirash), ” (HR Bukhari). 
Mahabesar Allah dengan segala perintahNya...