Ketika baru mulai mengonsumsi obat, efek samping yang terjadi bisa 
mengganggu. Tapi pada umumnya gejala efek samping akan berkurang seiring
 tubuh menyesuaikan diri dengan penggunaan obat.
Namun jika Anda tidak tahan atau gejala tidak mereda, Anda dapat beralih ke merek atau metode kontrasepsi lain.
Dampak Lebih Serius
Bagi sebagian besar wanita, pil KB aman untuk dikonsumsi dan hanya menimbulkan efek samping yang ringan.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa alat kontrasepsi ini memiliki 
risiko lain yang tergolong tinggi, terutama bagi wanita dengan kondisi 
tertentu.
Kandungan hormon estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan darah lebih 
mudah menggumpal. Jika sampai terbentuk gumpalan darah beku, maka dapat 
menyebabkan trombosis vena pada kaki, gumpalan darah beku
pada paru-paru atau memicu serangan jantung atau stroke.
Risiko ini memang tergolong sangat jarang dialami, namun konsultasikan 
kembali dengan dokter jika Anda memiliki faktor risiko yang membuat Anda
 lebih rentan.
Sementara itu, penelitian mengenai kaitan efek samping pil KB dengan kanker payudara masih terus dilakukan.
Ada yang menyebutkan pengguna alat kontrasepsi hormonal, termasuk pil, 
memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk terdiagnosis kanker 
payudara.
Namun dengan berhenti mengonsumsi pil KB selama 10 tahun, dilansir 
bidanku.com, risiko terkena kanker payudara akan kembali menurun seperti
 mereka yang tidak pernah mengonsumsi pil KB.
Sementara untuk risiko kanker serviks dan sejenis kanker hati, belum terbukti sepenuhnya terkait dengan penggunaan pil KB.
Untuk itu, penting untuk mengetahui tentang adanya beberapa kondisi yang
 dapat terjadi akibat efek samping pil KB yang serius, antara lain:
Nyeri di bagian dada.
Sakit perut.
Gangguan pandangan, misalnya pandangan kabur atau samar.
Sakit kepala yang tidak tertahankan.
Bengkak atau nyeri pada kaki dan paha.
Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, segera temui dokter atau 
pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 
Gejala tersebut bisa merupakan indikasi penyakit berbahaya, seperti 
gangguan pada organ hati, empedu, hati, pembekuan darah, stroke, tekanan
 darah tinggi, atau penyakit jantung.
Perlu Diperhatikan
Metode kontrasepsi pil ini terbilang praktis karena dapat dibeli secara bebas.
Namun, sebelum memutuskan menggunakannya, sebaiknya berkonsultasi 
terlebih dahulu dengan ahli medis atau dokter. Bagi wanita dengan dua 
atau lebih ciri-ciri berikut sebaiknya menghindari konsumsi pil KB:
Berusia lebih dari 35 tahun.
Berat badan berlebih atau obesitas dengan indeks massa tubuh atau body mass index 35 atau lebih.
Perokok atau baru saja berhenti merokok selama satu tahun.
Memiliki saudara dekat yang memiliki riwayat gumpalan darah beku pada usia kurang dari 45 tahun.
Tidak mampu bergerak untuk periode yang panjang, misalnya karena menggunakan kursi roda atau kaki yang harus menggunakan gips.
Jika Anda hanya mengalami satu dari faktor-faktor yang disebutkan di 
atas, Anda bisa mengonsumsi pil KB, tapi secara berhati-hati.
Kenali efek samping yang telah disebutkan di atas dan konsultasikan dahulu pada dokter sebelum mulai mengonsumsi pil KB.
Anda juga sebaiknya menghindari pil KB jika:
Memiliki riwayat penggumpalan darah.
Menderita serangan migrain yang parah
Memiliki gangguan empedu atau hati.
Memiliki kelainan jantung atau sakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi.
Mengidap diabetes dengan komplikasi atau terserang diabetes lebih dari 20 tahun.
Mengidap kanker payudara.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan kontrasepsi paling sesuai 
berdasarkan riwayat kesehatan Anda dan pasangan, guna menekan efek 
samping dan risiko. 