Ingatkah
 anda pernah melakukan perjanjian dengan Allah SWT sebelum lahir ke 
dunia? Ya, fitrah manusia memang pelupa, sehingga tidak ingat terhadap 
hal-hal yang sudah disepakati dengan Rabb-Nya sebelum terlahir ke dunia.
  
 
Perjalanan 
hidup manusia sebenarnya sudah terperinci. Semua awal kehidupan dimulai 
dari alam ruh, kehidupan dunia dan berakhir di surga atau neraka. 
Sebelum akhirnya dilahirkan ke dunia, manusia sebenarnya melakukan 
perjanjian dengan Allah SWT. 

Jika manusia 
menyanggupi, maka Ia akan lahir dan hidup di dunia, namun jika tidak, 
Allah tidak akan menakdirkannya menjalani kehidupan di muka bumi. Hal 
ini dijelaskan dalam Al-Quran dan hadist-hadist yang diriwayatkan Nabi 
Muhammad SAW. Sebelum setiap manusia lahir ke dunia, Allah telah 
mengambil kesaksian dari setiap jiwa atau ruh manusia. 
Dan dinyatakan 
juga dalam Alquran sebagaimana ayat Al-Hadid ayat 8. “Dan mengapa kamu 
tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu 
beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil 
perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid,
 57:8)
Dalam sebuah 
hadist riwayat Iman Tirmidzi Rasulullah SAW bersada bahwa saat 
penciptaan adam Allah mengusap punggung Adam lalu dari punggung tersebut
 keluar setiap ruh yang menyerupai biji atom yang berjatuhan. Ruh 
tersebut kemudian dijadikan berpasangan-pasangan lalu diambil janji dan 
kesaksiannya.
Hal ini 
diperkuat dalam QS Al A’raaf Ayat 172 tentang Syahadatnya jiwa manusia 
sebelum ke Alam Dunia. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan 
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
 terhadap jiwa mereka (serayaberfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” 
mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami 
lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, 
“Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap 
ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)
Dari ayat 
tersebut diketahui bahwa ruh manusia sudah mengakui keesaan Allah SWT. 
Ini disaksikan oleh Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksi . 
Perjanjian ini tidak akan pernah diingat manusia karena fitrah manusia 
sebenarnya adalah pelupa. Manusia kemudian lahir dalam keadaaan suci. 
Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam. 
Namun ini bukan
 alasan manusia bisa mengelak atas janjinya kepada Allah SWT di akhirat 
kelak. Karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk menentukan jalan 
kebenaran. Allah SWT juga sudah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk 
mengingatkan kembali tentang perjanjian tersebut. Namun manusia tetap 
saja ingkar. 
Manusia secara 
fitrah memang melupakan perjanjian tersebut. Karena itu kenyataan yang 
harus dihadapi oleh setiap manusia adalah sesungguhnya tidak ada satu 
jiwa pun yang lahir ke dunia ini, kecuali Allah telah mengambil 
perjanjian dan kesaksian mereka ketika di alam ruh bahwa, Allah adalah 
Rabb mereka, dan Allah melakukan hal ini agar mengujinya dalam kehidupan
 dunia agar pada hari akhirat nanti tidak ada satupun manusia yang akan 
mengingkari tentang keEsaan Allah.
Zakir Naik, 
seorang ulama asal India mengatakan hidup ini seperti ujian di sekolah. 
Manusia menjalani kehidupan setelah setuju dengan perjanjian yang 
dibuatnya dengan Allah SWT. Saat menjalani kehidupan, manusia seperti 
sedang ujian, Guru tidak akan memberitahu jawaban meski sebelumnya apa 
yang diuji telah diajarkan. 
Jawabannya baru akan diberitahu saat ujian 
telah selesai. Setelah hari kiamat, Allah barulah akan memberikan 
jawaban atas apa perjanjian yang sudah kita buat dengannya sebelum lahir
 ke dunia.